Harmoni dalam Pembelajaran E-Learning Masa Covid 19



Dalam KBBI harmoni merupakan penyamaan rasa, aksi, gagasan dan minat; keselarasan; dan keserasian. Jadi, harmoni merupakan sebuah penyamaan rasa, aksi gagasan dan minat untuk menimbulkan sebuah keselarasan agar menciptakan sebuah keindahan dalam mencapai tujuan yang dibentuk secara bersama-sama.

Muncul sebuah pertanyaan, mengapa dalam setiap proses kegiatan harus harmoni? Karena harmoni sangat ideal dalam menciptakan suatu keadaan untuk mewujudkan cita-cita bersama.  Unsur yang dibangun dalam kata harmoni sudah sangat jelas, terdapat suatu kesamaan rasa,  kesamaan rasa ini penting untuk dibangun, apabila ingin membangun atau memperbaiki sesuatu. Dalam konteks pendidikan hal ini harus senantiasa di bangun untuk menjalankan sebuah roda pendidikan, apalagi dalam konteks pembelajaran hal ini harus benar-benar disadari untuk memperbaiki dan membangun anak didik ini secara bersama.
       
Pendidikan yang menerapkan  harmoni adalah pendidikan yang melihat  potensi budaya lokal secara holistik dan  dinamis. Harmoni dalam pembelajaran sebagai proses belajar saling menghormati, pengertian, peduli dan berbagi kasih sayang, tanggung jawab sosial, toleransi keragaman antara individu dan kelompok (etnis, sosial, budaya, agama) yang diinternalisasi dan dipraktekan bersama-sama untuk memecahkan masalah menuju masyarakat yang harmoni, damai dan demokratis. Pendidikan harmoni sebagai  implementasi karakter kontekstual merupakan hasil dari sintesis pedagogis pendidikan multikultural dan pendidikan damai yang selama ini dikenal dan mendasarkan pada nilai-nilai budaya dan agama.
 
Pendidikan harmoni yang dikembangkan dalam pembelajaran, mendasarkan pada realitas kemajemukan yang dimiliki siswa. Hal ini mencerminkan karakteristik siswa yang pluralis. Pendidikan harmoni dikembangkan pentingnya membina hubungan atau interaksi anak didik, baik hubungan anak dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan Tuhannya, hubungan individu (anak didik) dengan sesamanya, dan hubungan individu (anak didik) dengan alam (lingkungannya). Ketiga hubungan itu di dalam pendidikan harmoni dibagi menjadi tiga macam dimensi pendidikan yaitu harmoni diri, harmoni sesama dan harmoni alam (Syamsudin H Chalid, 2012).
     
Implementasi pendidikan harmoni di dalam proses pembelajaran dapat diterapkan  oleh para guru dengan memilih tema yang dianggap menarik dan mampu menggugah rasa ingin tahu anak, dan kontekstual sesuai dengan kehidupan anak. Pendidikan harmoni, berupaya membangun tema dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal untuk dijadikan tema pembelajaran. Tema dapat bersumber dari sebuah benda budaya, ataupun kegiatan budaya, dan di dalamnya banyak terkandung nilai-nilai karakter. Misalnya tentang pesan kelestarian alam, tidak boleh serakah, menghormati tamu dan sebagainya.
 
Dalam pendidikan harmoni guru bebas mengembangkan materi pembelajaran di kelas.  Hal tersebut diungkap pula dalam (Wahana Visi Indonesia, 2012) dengan prosedur sebagai berikut: (1) menentukan kearifan budaya lokal yang mendukung pengembangan karakter harmoni, menyiapkan skenario/cerita, alat/bahan, cara melakukan, cara membuatnya. (2) membuat inspirasinya: dengan menyiapkan hal yang dapat menarik perhatian anak, seperti permainan, tebak-tebakan, pertanyaan, nyanyian, pantun, puisi, dan cerita, (3) membuat keterkaitan cerita dan olah suasana tersebut dengan isi materi pelajaran. (4) menggunakan pengalaman mengajar untuk membuat keterkaitan antara nilai-nilai kearifan lokal dengan substansi materi pelajaran, dan hubungannya dengan mencapai SK/KD serta buku paket yang biasa digunakan. (5) guru menyertakan sikap yang selayaknya dimunculkan dalam pembelajaran, dapat berupa pengalaman siswa maupun pengalaman guru, serta menetapkan nilai harmoni yang dikembangkan, (6) guru mengurutkan nilai-nilai harmoni yang terungkap dan menyesuaikannya dengan substansi isi pelajaran yang terjadwal. (7) guru memfasilitasi kegiatan yang dapat dilakukan anak didik dengan menyiapkan dan memilih lembar kejar siswa, lembar kerja kreatif, eksperimen dan karya siswa, (8) menilai pembelajaran dan menyiapkan refleksi anak, pajangan kelas, pajangan luar kelas dan penugasan anak.
                      
Diharapkan  implementasi pendidikan harmoni yang dikembangkan oleh guru di dalam pembelajaran jarak jauh, para anak didik makin tumbuh nilai-nilai karakternya. Nilai karakter yang ditumbuh, misalnya; sopan dan berani berbicara, lebih semangat  dan apresiasi menerima tugas dan tanggung jawab, lebih menjaga kebersihan lingkungan, lebih disiplin dan aktif mengikuti pelajaran, anak yang sering cekcok dan tauran sudah mulai berkurang, anak bergaul dengan teman lebih baik dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas semakin meningkat tanpa melihat perbedaan, interaksi hubungan guru dan anak didik semakin harmonis.   Diharapkan sepenuhnya bahwa implementasi sikap harmoni dapat mengungkap dan menumbuhkan kecintaan terhadap kearifan lokal dan kondisi alam setempat sebagai bagian integral dalam pembelajaran. Guru dapat bermitra dan bersinergi dan membangun kemitraan antara lembaga keagamaan, sosial dan budaya dalam upaya mengembangkan karakter ”harmoni diri, harmoni sesama, dan harmoni alam” pada anak didik, khususnya di jenjang sekolah dasar dan jenjang sekolah menengah.
 
Kompetensi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan harmoni masih membutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas terutama dalam mengembangkan tema, dan mengolah suasana ke arah pembelajaran aktif. Para guru dapat mengembangkan buku panduan guru pendidikan harmoni yang disusun sendiri oleh para guru dari hasil kompilasi materi yang selama ini mereka pelajari dan kembangkan. Pendidikan harmoni dapat memberikan perubahan pada hubungan warga sekolah, kepala sekolah dan guru, suasana pembelajaran di kelas, suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan bagi anak, kualitas hubungan antar peserta didik, dan peserta didik dengan guru menjadi semakin lebih baik.
  
Penerapan dan langkah-langkah pendidikan harmoni ke dalam pembelajaran jarak jauh di kelas teraktualisasi melalui penyusunan silabus, RPP, dan proses pembelajaran secara sistematis di kelas. Membuat SK, KD setiap mata pelajaran, membuat jaringan tematik yang dihubungkan dengan semua mata pelajaran dan mengaitkannya dengan budaya lokal dan hasil alam.
 
Proses pembelajaran pendidikan harmoni di sekolah oleh guru dapat dimulai dengan berupaya mengembangkan kedamaian batin, damai dalam pemikiran secara individu, senantiasa berorientasi pada mencari kebenaran, pengetahuan dan pemahaman masing-masing dalam beragam budaya, kemudian mengapresiasi nilai-nilai kearifan lokal tersebut secara bersama untuk mencapai kesepahaman yang lebih baik. Setelah itu, guru memfasilitasi belajar untuk hidup secara bersama dalam damai dan harmoni dengan mengutamakan hubungan antara individu dalam komunitas secara berkualitas.
      
Jika hal tersebut telah diterapkan oleh guru, maka selanjutnya, anak didik dalam kehidupannya, baik dalam keluarga dan lingkungannya akan menyerasikan diri dengan sesamanya. Nilai-nilai yang dapat direalisasikan dalam pembelajaran pendidikan harmoni adalah cinta terhadap keluarga, cinta terhadap diri sendiri, sesama umat manusia dan lingkungan. Pendidikan harmoni akan memanggil dan menyadarkan anak didik untuk menerapkan harmoni diri, harmoni sesama, dan harmoni dengan alam semesta.

Komentar