Dalam KBBI harmoni
merupakan penyamaan rasa, aksi, gagasan dan minat; keselarasan; dan keserasian.
Jadi, harmoni merupakan sebuah penyamaan rasa, aksi gagasan dan minat untuk
menimbulkan sebuah keselarasan agar menciptakan sebuah keindahan dalam mencapai
tujuan yang dibentuk secara bersama-sama.
Muncul sebuah pertanyaan, mengapa
dalam setiap proses kegiatan harus harmoni? Karena harmoni sangat ideal dalam
menciptakan suatu keadaan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Unsur yang dibangun dalam kata harmoni sudah
sangat jelas, terdapat suatu kesamaan rasa,
kesamaan rasa ini penting untuk dibangun, apabila ingin membangun atau
memperbaiki sesuatu. Dalam konteks pendidikan hal ini harus senantiasa di
bangun untuk menjalankan sebuah roda pendidikan, apalagi dalam konteks
pembelajaran hal ini harus benar-benar disadari untuk memperbaiki dan membangun
anak didik ini secara bersama.
Pendidikan yang menerapkan harmoni adalah pendidikan yang melihat potensi budaya lokal secara holistik dan dinamis. Harmoni dalam pembelajaran sebagai proses belajar saling menghormati, pengertian, peduli dan berbagi kasih sayang, tanggung jawab sosial, toleransi keragaman antara individu dan kelompok (etnis, sosial, budaya, agama) yang diinternalisasi dan dipraktekan bersama-sama untuk memecahkan masalah menuju masyarakat yang harmoni, damai dan demokratis. Pendidikan harmoni sebagai implementasi karakter kontekstual merupakan hasil dari sintesis pedagogis pendidikan multikultural dan pendidikan damai yang selama ini dikenal dan mendasarkan pada nilai-nilai budaya dan agama.
Pendidikan
harmoni yang dikembangkan dalam pembelajaran, mendasarkan pada realitas
kemajemukan yang dimiliki siswa. Hal ini mencerminkan karakteristik siswa yang
pluralis. Pendidikan harmoni dikembangkan pentingnya membina hubungan atau
interaksi anak didik, baik hubungan anak dengan dirinya sendiri, hubungannya
dengan Tuhannya, hubungan individu (anak didik) dengan sesamanya, dan hubungan
individu (anak didik) dengan alam (lingkungannya). Ketiga hubungan itu di dalam
pendidikan harmoni dibagi menjadi tiga macam dimensi pendidikan yaitu harmoni
diri, harmoni sesama dan harmoni alam (Syamsudin H Chalid, 2012).
Implementasi
pendidikan harmoni di dalam proses pembelajaran dapat diterapkan oleh para guru dengan memilih tema yang
dianggap menarik dan mampu menggugah rasa ingin tahu anak, dan kontekstual
sesuai dengan kehidupan anak. Pendidikan harmoni, berupaya membangun tema
dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal untuk dijadikan tema pembelajaran.
Tema dapat bersumber dari sebuah benda budaya, ataupun kegiatan budaya, dan di
dalamnya banyak terkandung nilai-nilai karakter. Misalnya tentang pesan
kelestarian alam, tidak boleh serakah, menghormati tamu dan sebagainya.
Dalam
pendidikan harmoni guru bebas mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Hal tersebut diungkap pula dalam (Wahana Visi
Indonesia, 2012) dengan prosedur sebagai berikut: (1) menentukan kearifan
budaya lokal yang mendukung pengembangan karakter harmoni, menyiapkan
skenario/cerita, alat/bahan, cara melakukan, cara membuatnya. (2) membuat
inspirasinya: dengan menyiapkan hal yang dapat menarik perhatian anak, seperti
permainan, tebak-tebakan, pertanyaan, nyanyian, pantun, puisi, dan cerita, (3)
membuat keterkaitan cerita dan olah suasana tersebut dengan isi materi
pelajaran. (4) menggunakan pengalaman mengajar untuk membuat keterkaitan antara
nilai-nilai kearifan lokal dengan substansi materi pelajaran, dan hubungannya
dengan mencapai SK/KD serta buku paket yang biasa digunakan. (5) guru
menyertakan sikap yang selayaknya dimunculkan dalam pembelajaran, dapat berupa
pengalaman siswa maupun pengalaman guru, serta menetapkan nilai harmoni yang
dikembangkan, (6) guru mengurutkan nilai-nilai harmoni yang terungkap dan
menyesuaikannya dengan substansi isi pelajaran yang terjadwal. (7) guru
memfasilitasi kegiatan yang dapat dilakukan anak didik dengan menyiapkan dan
memilih lembar kejar siswa, lembar kerja kreatif, eksperimen dan karya siswa,
(8) menilai pembelajaran dan menyiapkan refleksi anak, pajangan kelas, pajangan
luar kelas dan penugasan anak.
Diharapkan implementasi pendidikan harmoni yang
dikembangkan oleh guru di dalam pembelajaran jarak jauh, para anak didik makin tumbuh
nilai-nilai karakternya. Nilai karakter yang ditumbuh, misalnya; sopan dan
berani berbicara, lebih semangat dan
apresiasi menerima tugas dan tanggung jawab, lebih menjaga kebersihan
lingkungan, lebih disiplin dan aktif mengikuti pelajaran, anak yang sering
cekcok dan tauran sudah mulai berkurang, anak bergaul dengan teman lebih baik
dan bekerja sama dalam mengerjakan tugas semakin meningkat tanpa melihat
perbedaan, interaksi hubungan guru dan anak didik semakin harmonis. Diharapkan
sepenuhnya bahwa implementasi sikap harmoni dapat mengungkap dan menumbuhkan
kecintaan terhadap kearifan lokal dan kondisi alam setempat sebagai bagian
integral dalam pembelajaran. Guru dapat bermitra dan bersinergi dan membangun
kemitraan antara lembaga keagamaan, sosial dan budaya dalam upaya mengembangkan
karakter ”harmoni diri, harmoni sesama, dan harmoni alam” pada anak didik,
khususnya di jenjang sekolah dasar dan jenjang sekolah menengah.
Kompetensi
guru dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan harmoni masih
membutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas terutama dalam mengembangkan
tema, dan mengolah suasana ke arah pembelajaran aktif. Para guru dapat
mengembangkan buku panduan guru pendidikan harmoni yang disusun sendiri oleh
para guru dari hasil kompilasi materi yang selama ini mereka pelajari dan
kembangkan. Pendidikan harmoni dapat memberikan perubahan pada hubungan warga
sekolah, kepala sekolah dan guru, suasana pembelajaran di kelas, suasana
pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan bagi anak, kualitas hubungan
antar peserta didik, dan peserta didik dengan guru menjadi semakin lebih baik.
Penerapan dan langkah-langkah
pendidikan harmoni ke dalam pembelajaran jarak jauh di kelas teraktualisasi melalui
penyusunan silabus, RPP, dan proses pembelajaran secara sistematis di kelas.
Membuat SK, KD setiap mata pelajaran, membuat jaringan tematik yang dihubungkan
dengan semua mata pelajaran dan mengaitkannya dengan budaya lokal dan hasil
alam.
Proses
pembelajaran pendidikan harmoni di sekolah oleh guru dapat dimulai dengan
berupaya mengembangkan kedamaian batin, damai dalam pemikiran secara individu,
senantiasa berorientasi pada mencari kebenaran, pengetahuan dan pemahaman
masing-masing dalam beragam budaya, kemudian mengapresiasi nilai-nilai kearifan
lokal tersebut secara bersama untuk mencapai kesepahaman yang lebih baik.
Setelah itu, guru memfasilitasi belajar untuk hidup secara bersama dalam damai
dan harmoni dengan mengutamakan hubungan antara individu dalam komunitas secara
berkualitas.
Jika
hal tersebut telah diterapkan oleh guru, maka selanjutnya, anak didik dalam
kehidupannya, baik dalam keluarga dan lingkungannya akan menyerasikan diri
dengan sesamanya. Nilai-nilai yang dapat direalisasikan dalam pembelajaran
pendidikan harmoni adalah cinta terhadap keluarga, cinta terhadap diri sendiri,
sesama umat manusia dan lingkungan. Pendidikan harmoni akan memanggil dan
menyadarkan anak didik untuk menerapkan harmoni diri, harmoni sesama, dan
harmoni dengan alam semesta.
Komentar
Posting Komentar