Secara harfiyah pendidikan adalah
usaha manusia memanusiakan manusia. Masalah
pendidikan adalah menyangkut penyempurnaan manusia atau humanisasi.
Sehingga dasar paling mendalam untuk pendidikan, yaitu panggilan Ilahi. (Habib
Chirzin). Pemikiran
Habib Chirzin tentang pendidikan
tersebut akan membawa suatu perubahan dan dapat menyentuh seluruh peserta
didik. Dengan adanya suatu perubahan dalam sistem pendidikan di negeri ini,
lebih-lebih profesi guru sebagai inovator dengan transformasi nilai-nilai
kehidupan, ilmu penetahuan, dan teknologi. Guru
sebagai inovator, tidak bisa tinggal diam dan larut terbawa arus modernisasi
yang sedang melanda masyarakat negeri ini. Peran guru adalah mengarahkan dan
memperkaya proses modernisasi yang tidak terelakkan lagi. Modernisasi yang akan
melibatkan perubahan, tentu akan melibatkan pula perubahan dalam dunia
pendidikan. Salah satunya, interaksi dalam kehidupan harus lebih demokratis.
Siswa
tidak bisa lagi diperlakukan sebagai objek yang hanya siap kapan saja untuk
ditempa sesuai dengan kehendak guru dan ketentuan sekolah. Kehidupan masyarakat
yang telah tinggal dalam lingkaran modernisasi menginginkan suatu perubahan
agar siswa dilihat sebagai individu yang memiliki kompetensi dan kemandirian
dalam proses pendidikan. Siswa adalah manusia yang perlu dihargai dan mereka
memiliki suatu keunikan yang beragam.
Selain
hal tersebut, siswa pada dasarnya menginginkan suatu kreativitas yang
diciptakan guru. Pada saat penyajian
materi harus menarik dan langsung menyentuh kehidupan para siswa yang mereka
hadapi. Guru berupaya menghindari sikap otoritas, monoton, dan penyajian yang
statis sehingga membosankan bagi anak didik. Kemajuan
yang dialami masyarakat akan berakibat pula pada adanya perubahan dalam
memandang dunia pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai hal terbuka,
demokratis, dan aktif. Hal ini, merupakan suatu tantangan yang tidak mudah
untuk dihadapi guru.
Guru
sebagai inovator, tentu tidak hanya tinggal diam dan berlaku membiarkan
tuntutan tersebut. Eksistensi guru perlu diperkokoh dengan sikap
profesionalisme dan menjawab tuntutan tersebut dengan tindakan yang nyata.
Tindakan apa yang perlu diwujudkan oleh guru?
Pertama,
guru harus menyelami dan menyadari bahwa pekerjaannya harus dilaksanakan secara
profesionalisme. Dilakukan karena panggilan hati. Memiliki kompetensi tentang cara belajar dan kesadaran tentang pendidikan seumur hidup. Sehingga
mampu mengikuti dan menembus perubahan
ruang dan waktu. Kedua,
memiliki kompetensi dalam menerima informasi, menganalisis informasi, serta
mengembangkan informasi tersebut untuk dapat diterapkan dalam proses kegiatan
pembelajaran. Misalnya, menerapkan metode-metode baru untuk menjelaskan materi
bagi anak didik. Ketiga,
guru harus memiliki kompetensi untuk memahami dan dapat menjadi panutan bagi
anak didiknya di tengah desakan arus perubahan nilai moral dan norma. Hal ini
memang sulit, karena pada dasarnya guru adalah manusia yang tak luput dari
godaan. Keruntuhan moral dan hilangnya nilai-nilai sosial lingkungan harus dihadapi
dengan tegas dan tetap harus tampil sebagai model ideal.
Sebagai
seorang individu yang berbeda, siswa harus dilayani berdasarkan kemampuan dan
bakat yang dimiliki. Mereka harus dididik tentang penyesuaian diri dan
kehidupan sosial, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan individu lain yang
berbeda latar belakang dan kemampuannya. Pelayanan tersebut dilakukan sebagai
wujud kinerja untuk menjaga kewibawaan sebagai seorang panutan bagi anak
didiknya.
Keempat, guru harus memiliki
motivasi kerja yang tinggi. Tujuannya, untuk menghindari rasa rendah diri dari
lingkungan yang digeluti. Dengan motivasi tersebut, guru akan mampu bekerja
maksimal, dan lebih mengemba. Kelima, guru harus memiliki skemata
yang luas. Perlu disadari sumber informasi saat ini begitu terbuka. Baik
melalui media massa, internet, dan alat komunikasi lainnya. Guru harus jeli,
melek teknologi, dan mampu menjadikan sumber informasi tersebut sebagai
jaringan kerja dan sumber belajar sendiri. Hal tersebut perlu dipahami dan
diterapkan untuk menghindari fenomena siswa lebih tahu daripada gurunya.
Untuk
mencapai ke sana, guru tidak bisa melakukan sendiri tanpa adanya dukungan dari
semua pihak. Baik pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Guru perlu
dukungan sarana dan prasarana, banyak membaca, dan pemberian sertifikasi
pendidik sebagai guru profesional dalam
masyarakat posmodern. Guru Indonesia perlu berperan dalam modernisasi bangsa
yang berkarakter kemasyarakatan. Jalan terus dalam melahirkan generasi
berkualitas dan tidak pernah lelah dalam mewujudkan peran serta bagi
terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya
di negeri kita tercinta.
Komentar
Posting Komentar